BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha
meningkatkan produksi pertanian, baik kuantitatif maupun kualitatif, telah
didukung dengan penggunaan pestisida dan pemupukan yang tinggi. Walaupun konsep
pest management atau integrated pest control dilakukan, yaitu pestisida
hendaknya digunakan sesedikit mungkin dan apabila diperlukan saja, namun pada
umumnya usaha proteksi tanaman seringkali dilakukan dengan semata-mata
mempertimbangkan bahwa hama dan penyakit tanaman harus dapat diberantas dengan
mudah dan cepat, sekalipun keadaan ini hanya dicapai untuk sementara. Oleh
karena itu pemberantasan hama dan penyakit tanaman hampir senantiasa diartikan
penggunaan pestisida, sehingga bermacam-macam pestisida banyak digunakan yang
juga menimbulkan berbagai dampak negatif (Sastroutomo, 1992).
Penggunaan pestisida untuk
memberantas hama maupun penggunaan pupuk yang berlebihan selain akan
memperbesar biaya pengeluaran dalam pemeliharaan tanaman, ternyata menimbulkan
berbagai masalah lingkungan, antara lain terjadinya pencemaran lingkungan
perairan, menurut Soemartowo (1991), pencemaran dapat terjadi di tanah, badan
air atau sungai dan udara serta dapat menyebabkan terputusnya suatu tatanan
rantai lingkungan hidup atau penghancuran suatu jenis organisme yang pada
akhirnya akan menghancurkan ekosistem.
Aktivitas pertanian dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah dan badan air sekitarnya, akibat
bahan-bahan agrokimia seperti pupuk dan pestisida yang digunakan secara luas
dalam hal budidaya tanaman pertanian.
Dalam percobaan ini akan diamati
beberapa parameter kandungan material kimia yang terkandung dalam sampel air
yang meliputi : kadar nitrat (NO3-), kadar fosfat (PO4), dan pH air dari beberapa
sampel air di kawasan pertanian.
1.2 Tujuan Pengamatan
Adapun yang menjadi tujuan dalam
pelaksanaan pengamatan ini adalah untuk mengetahui dan mengukur kadar Nitrat
(NO3ˉ)dan Fosfat (PO43+) air sungai sekitar perairan
kawasan pertanian di Kecamatan sungai Kakap.
1.3 Manfaat Penelitian
Hasil percobaan yang dilakukan ini akan memberikan informasi kepada dosen dan
teman-teman mahasiswa tentang kandungan nitrat dan phospat yang terdapat dalam
air sungai di sekitaran kawasan / areal pertanian di Kecamatan Sungai Kakap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air
merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan
manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,
pertanian, industri, perikanan, dan rekreasi. Air merupakan senyawa kovalen
biner yang tersusun dari dua macam atom (H dan O) dengan rumus molekul H2O.
Air adalah suatu senyawa kimia yang termasuk zat kimia yang dapat dijumpai
dalam tiga fasa, yaitu gas, cair dan padat. Dalam bentuk gas, air terdapat di
udara yang sumbernya dari penguapan air yang ada di darat dan di laut. Dalam
bentuk cair, air terdapat di permukaan bumi dalam jumlah besar yaitu mencapai
97 % dari total ketersediaan air, sedangkan dalam bentuk padat terdapat sebagai
salju dan es abadi sekitar 25 %. Pada ketiga fasa, secara kimiawi air tidak
berubah dan mempunyai rumus H2O.
Air
mempunyai daya larut tinggi, kepadatan dan panas tertentu. Dari kemampuan
tersebut air mendukung keberadaan ekosistem alam di bumi, mendukung kebutuhan
manusia dalam berbagai kehidupan terutama kebutuhan untuk minum. Air merupakan
materi esensial dalam kehidupan. Bukti-bukti menunjukkan semakin tinggi taraf
kehidupan, jumlah kebutuhan air semakin meningkat. Kebutuhan yang meningkat
mendorong pengadaan sumber air baru, misalnya yang berasal dari air tanah,
mengolah dan menawarkan air laut, maupun mengolah dan menyehatkan kembali
sumber air kotor yang telah tercemar seperti air sungai dan danau. (Winarno,
1986). Klasifikasi
mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :
ü Kelas Satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
ü Kelas Dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.
ü Kelas Tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air
untuk
mengairi pertanaman, dan
atau
peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.
ü Kelas Empat, air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
BAB III
METODE PENGAMATAN
Lokasi pengambilan sampel air
terletak di areal pertanian Kecamatan Kungai Kakap kabupaten Kubu Raya, pada
hari sabtu tanggal 9 November 2013 pukul 09.00 WIB.
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
dalam pengamatan ini adalah sebagai berikut:
3.1.1 Alat
·
Botol
plastik
·
ATK
·
Kamera
3.1.2 Bahan
·
Aquadest
·
Sampel
Air
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
No.
|
Kelompok
|
Kandungan Nitrat (NO3-) (Mg/L)
|
Kandungan Phosphate (PO4) (Mg/L)
|
Rerata pH
|
1
|
1
|
1.4
|
0.15
|
5.4
|
2
|
2
|
1.3
|
0.35
|
|
3
|
3
|
1.3
|
0.07
|
|
4
|
4
|
1.4
|
0.22
|
|
5
|
5
|
0.6
|
3.62
|
|
6
|
6
|
1.0
|
0.66
|
|
7
|
7
|
0.5
|
0.05
|
|
Rata- Rata
|
1.07
|
0.73
|
Dari
hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Analisis Lingkungan Fakultas
Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak, tentang Analisis Kandungan
Nitrat dan Fosfat pada Air Sungai Akibat Aktivitas Pertanian, dengan sampel air
yang di ambil dari daerah pertanian di Sungai Kakap adalah sebagai berikut:
Tabel
1. Hasil Analisis Andungan Nitrat dan Phosphate Pada Beberapa Sampel Air di
Daerah Pertanian di Kecamatan Sungai Kakap.
Nitrat
adalah salah satu jenis senyawa kimia yang sering ditemukan di alam, seperti
dalam tanaman dan air. Senyawa ini terdapat dalam tiga bentuk, yaitu ion nitrat
(ion-NO)3, kalium nitrat (KNO3), dan nitrogen nitrat (NO3-N). Aktivitas mikroba
di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik pertama –
tama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Oleh
karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat
adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air
yang terdapat di permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia
anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan
kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di dalam tanah
biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah. (Harry
Wahyudhy Utama, 2009).
FFosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai
senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat
tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel
organisme air. Di daerah pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang
masuk ke dalam sungai atau danau melalui drainase dan aliran air hujan.
Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang
menggunakan bahan detergen yang mengandung fosfat, seperti industri logam dan
sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa
makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut
melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi
pertumbuhannya ( Alaerts, 1984).osf
Berdasarkan
PP No. 82 Tahun 2001 yang mengatur tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan
Pengendalian Pencemaran Air, kandungan nitrat yang baik untuk pertanian yakni
< 10 ppm sedangkan kandungan fosfat yang baik untuk pertanian yakni <5
ppm
Dari
hasil pengamatan kandungan
rerata
nitrat diatas masih baik untuk pertanian karena nilai
kandungannya yakni 1,73 meskipun tempat pengambilan sampel air berbeda-beda.
Seandainya kandungan nitrat diatas 10ppm maka air tersebut tidak baik
untuk pertanian. Mungkin dikarenakan kurangnya penggunaan pupuk, jumlah yang
diberikan sedikit, dan sesuai kebutuhan tanaman. Sedangkan kandungan fosfat
memiliki nilai yang berbeda-beda setiap kelompok dengan rata-rata 0,73ppm juga masih baik untuk pertanian berkelanjutan.
Seandainya kandungan fosfat diatas 5ppm maka airnya tidak baik untuk pertanian
karena telah tecemar. Kemungkinan disebabkan kurangnya penggunaan pupuk yang
mengandung fosfat dan herbisida mengandung fosfat. Jadi, kandungan nitrat dan
fosfat masih rendah baik untuk pertanian berkelanjutan khususnya daerah sungai
kakap.
Dari
data diatas terlihat adanya perbedaan kandungan nitrat dan fosfat
pada lokasi lokasi pengambilan sampel air. Hasil tertinggi kandungan phosphate
terdapat pada sampel kelompok lima sebesar 3,62ppm, hal ini terjadi kemungkinan
dari akumulasi kandungan nitrat pada lokasi pengambilan sampel air tersebut.
Dalam halnya pemanfaatan air sebagai bahan baku konsumsi, sekarang banyak
produsen-produsen yang mengembangkan usaha pemanfaatan air yang diolah menjadi
air mineral siap minum. Namun, dalam hal tersebut tidak semua air dapat
dijadikan bahan baku air konsumsi ( air kemasan) karena berdasarkan PP No. 82
tentang pengelolaan kualita air dan pengendalian pencemaran air, kriteria air
yang sesuai untuk digunakan sebagai bahan baku air minum bila kadar nitrat yang
terkandung pada air tersebut tidak lebih dari 0,5ppm dan kandungan phosphatenya
tidak lebih dari 0,2ppm. Berdasarkan kriteria ini pula kita dapat menentukan
bahwa air yang terdapat di sungai kakap tersebut tidak dapat digunakan sebagai
bahan baku air minum, karena kandungan
nitrat dan phospatnya tidak memenuhi kriteria sebagai bahan baku air
minum.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di Laboratorium
Kimia Lingkungan Fakultas Pertanian terhadap kandungan nitrat dan phosphate
pada daerah pertanian di sungai kakap, dapat diambilbeberapa kesimpulan bahwa:
ü Kandungan
nitrat dan phosphate yang terkandung di dalam sampe air masih dalam batas
normal bila digunakan sebagai irigasi pertanian di daerah tersebut.
ü Berdasarkan
hasil pengamatan di laboraorium sampel air yang diamati tidak cocok digunakan
sebagai bahan baku air minum berdasarkan PP No. 82 tentang pengelolaan kualita
air dan pengendalian pencemaran air.
5.2
Saran
ü Sebaikanya
dilakukan pengamatan juga terhadap kandungan zat kimia organik lainnya yang
terdapat pada sampel air tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Peraturan
Pemerintah Nomor. 82 tentang
pengelolaan kualita air dan pengendalian pencemaran air.
Anonim.2011. kadar fosfat dan nitrat http://christisactvty.blogspot.com.html.
Diakses pada tanggal 14/11/2013
jam 11.25 WIB
Muhammad Agus Umar. Penelitian danau limboto. .
Diakses pada tanggal 14/11/2013.
Effendi, H. 2007. Telaah
Kualitas Air. Kanisius, Yogyakarta.
Syukur, A., 2002. Kualitas Air dan Struktur Komunitas
Phytoplankton di Waduk Uwai. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau. Pekanbaru. 51 hal. (tidak diterbitkan).
Sihotang,C. dan Efawani. 2006. Penuntun Praktikum Limnologi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UR. Pekanbaru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar