BAB IV
PEMBAHASAN
A. Leaf
Sampling Unit
Tanaman kelapa sawit membutuhkan
unsur hara untuk produksi yang optimal. Apabila tanaman mengalami kahat hara, maka tanaman akan mengalami pertumbuh
dengan tidak sehat, mudah diserang penyakit, serta produksi cenderung menurun. Kondisi
tanaman seperti ini akan merugikan bagi pihak perkebunan.
Mengingat bahwa dalam usaha perkebunan kelapa sawit, biaya pemupukan adalah 60
% (Hakim,2007) dari biaya pemeliharaan.
Pemupukan tanaman dilaksanakan untuk
memenuhi unsur hara pada tanaman. Untuk menentukan jenis pupuk yang akan
diberikan pada tanaman kelapa sawit baik masih dalam tanaman belum menghasilkan
maupun tanaman menghasilkan, maka dilakukan penelitian seperti analisa daun,
analisa tanah dengan memperhatikan kondisi alam. Dengan analisis daun dan
analisis tanah yang tepat dan efisien,yang bertujuan untuk memperoleh jenis dan dosis pupuk yang
tepat, cara
aplikasi dan frekuensi Pempukan
berdasarkan analisis tanah
dan
daun dalam peningkatan produksi tanaman kelapa sawit.
Leaf sampling Unit (LSU) merupakan kegiatan
pengambilan contoh-contoh daun dari
setiap blok di lahan untuk keperluan analisis daun di laboratorium, ditujukan untuk merekomendasikan
pemberian pupuk pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan
(TM). Analisis daun
dilakukan untuk mengetahui banyaknya unsur hara yang dibutuhkan pokok kelapa
sawit. Adapun tujuan dari pelaksanaan pengambilan sampel daun
ini adalah :
a)
Dapat mengidentifikasi pelepah pertama
(1), tiga (3), sembilan (9),
dan ke tujuh belas (17).
b)
Dapat menilai kondisi lahan secara visual (
gejala-gejala defisiensi hara pada tanaman, kondisi tandan, dan kondisi
lahan ).
c)
Dapat membuat sampel kering untuk
dianalisa di laboratorium.
Dalam pengabilan sampel ini alat-alat yang dibutuhkan adalah
sebagsi berikut:
1. Area Statement
2. Peta
3. Field Observation Card
4. Alat Tulis
5. Eggrek dan Pengait
6. Kantung Plastik
7. Kartu Label
8. Gunting
9. Parang
10. Aquadest
11. Oven
12. Kapas
Dalam
pembuatan rekomendasi pemupukan, hasil analisis kandungan unsur hara di daun
merupakan salah satu pertimbangan yang sangat menentukan. Faktor yang
mempengaruhi keakuratan analisis kandungan hara daun di laboratorium sangat
ditentukan oleh proses pengambilannya di lapangan. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam proses pengambilan sampel daun di lapangan antara lain :
1.
Jenis tanah
Jenis
tanah yang berbeda harus dipisahkan dalam penentuan kesatuan contoh daun
(LSU=leaf sampling unit). Karena kandungan hara untuk jenis tanah yang berbeda
maka dalam perekomendasian pupuk jaga akan berbeda, jika tidak dipisahkan, akan
memberikan interpretasi yang keliru oleh rekomendator apabila digabungkan.
2.
Umur tanaman
Umur
tanaman yang berbeda, seharusnya dalam proses penentuan LSUnya juga harus
dipisah. Karena umur tanaman yang berbeda, akan memiliki kandungan (kriteria)
status unsur hara daun yang berbeda pula.
3.
Topografi
Antara
topografi yang datar dan bergelombang harus dipisahkan dalam penentuan LSU. Hal
ini untuk memberikan suatu gambaran status hara yang ada di lapangan yang lebih
akurat. Sehingga rekomendator dapat menentukan rekomendasi pupuk yang lebih
akurat.
4.
Luasan
Pada
umumnya, luas yang kesatuan contoh daun adalah 1 blok minimal (16 Ha), yang
merupakan satu kesatuan terkecil dalam rekomendasi pemupukan atau dapat
digabung dari beberapa blok.
5.
Kultur teknis
Penentuan
LSU juga harus memperhatikan kultur teknis. Untuk pola tanam yang berbeda, maka
sampel daunnya juga harus dibedakan.
6.
P & D
Menyangkut tentang pengendalian
hama atau penyakit yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
B. Cara Penentuan Pokok Contoh &
Daun Contoh
LSU
bisa merupakan gabungan dari beberapa blok sesuai dengan kesamaan. Diambil satu
blok sebagai blok contoh, dengan syarat yang mewakili. Bisa juga merupakan
gabungan dari beberapa blok untuk memenuhi luasan minimal 16 Ha. Dalam
pengambilan sampel daun (LSU) terlebih dahulu kita harus mengetahui Ha
Statement / data pengambilan sampel daun ini untuk memudahkan dalam pengambilan
contoh daun. Ha statement merupakan data wilayah atau area yang akan dilakukan
pengambilan sampel daun.
Di
PT. Bumi Pratama Khatulistiwa untuk satu LSU diperlukan ± 40 pohon contoh.
Sistem pembagian / pengambilannya menggunakan sistem ancak tersebar merata.
Misalkan pada blok 13 merupakan blok besar yang terbagi menjadi 5 subblok kecil
yaitu 13A, 13B, 13C, 13D, dan 13E dengan kata lain setiap satu subblok kecih
harus di ambil 8 pohon contoh daun .
Setelah
mengetahui lokasi yang akan diambil contoh daunnya, masih ada beberapa hal yang
harus diperhatikan demi kelancaran pengambilan sampel daun diantaranya
kelengkapan alat seperti eggrek, pengait,gunting, plastik (tempat sampel yang
telah diambil), kartu pengamatan (digunakan untuk mengamati kondisi lahan
maupun tanaman), dan alat tulis.
Pokok yang dipakai sebagai pokok contoh
haruslah memenuhi beberapa ketentuan seperti berikut :
•
Bukan merupakan pokok sisipan
•
Tumbuh normal
•
Tidak terletak berbatasan dengan jalan atau
parit / sungai
•
Tidak berdampingan dengan pohon sisipan dan
•
Tidak terserang hama dan atau penyakit
Pada
pokok contoh yang ditetapkan, ditentukan daun contoh yang akan diambil. Daun
contoh yang akan diambil adalah daun no 17 (TM) untuk tanaman menghasilkan dan
daun no 9 untuk tanaman belum menghasilkan (TBM). Untuk tanah gambut, yang mana
tanah ini belum terdekompisisi dengan sempurna maka dilakukan juga pengambilan
sampel daun no 3 diambil untuk menganalisa kekurangan unsur hara mikro pada
tanaman kelapa sawit dan berlaku untuk tanaman menghasilkan maupun tanaman
belum menghasilkan, jadi dalam 1 pohon diambil 2 sampel yaitu daun no 3 dan no
17 untuk tanaman menghasilkan serta daun no 3 dan daun no 9 untuk tanaman belum
menghasilkan. Daun ke-3 berada diantara daun ke-1 dan daun ke-6 sesuai dengan
spiral dari tanaman kelapa sawit. Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8, lingkaran atau spiralnya ada yang berputar ke kiri
(Left Handed) dan kekanan tetapi kebanyakan putar ke kanan (Right
Handed) . Pengenalan ini penting diketahui agar kita dapat mengetahui letak daun
ke-3, ke-9, dan ke-17. Daun yang ke-9 berada pada sumbu yang sama dengan daun no.1
agak ke kanan pada spiral pelepah kiri dan agak ke kiri pada spiral kanan. Daun
no. 1 adalah daun yang paling muda dan telah terbuka sempurna.
Cara pengambilan contoh daun
1.
Temukan nomor daun yang akan diambil.
2.
Potong pelepahnya ( bila masih dapat dijangkau
pelepah tidak perlu dipotong cukup dikait saja).
3.
Ambil 4 anak daun dari titik ujung yang datar
pada posisi tengah pelepah yang biasanya ditandai dengan adanya duri (ekor
kadal), jumlah anak daun yang diambil pada posisi tersebut adalah 2 kiri dan 2
kanan.
4.
Buang atau potong 1/3 bagian pangkal dan ujung
anak daun, dan yang dipakai adalah 1/3 bagian tengah ± 20 cm.
5.
Kemudian dibelah dengan membuang lidinya dan
posisi helai anak daun di kiri diletakkan di kiri dan yang kanan di kanan
sehingga dari masing-masing LSU akan diperoleh 2 kumpulan contoh daun yang sama
jumlah dan pembagiannya.
6.
Masukkan kedalam kantong atau amplop yang telah
disediakan dan diberi kode (nomor daun, tahun tanam, nomor blok, serta tanggal
pengambilan contoh daun).
7.
Lakukan kembali seperti tahap awal pada pohon
contoh selanjutnya hingga seluruh pohon contoh. Jumlah anak daun yang terkumpul
sekitar 160 lembar dari 40 pohon contoh.
8. Selain
pengambilan pohon contoh kita juga harus mengamati keadaan tanaman dan lahan
sebagai data tambahan tentang kondisi tanaman maupun lahan.
C. Waktu Pengambilan Sampel Daun
Dalam
pengerjaannya sampel daun tidak boleh sembarang dalam pengambilannya. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel daun,
diantaranya:
1.
Dilakukan pada akhir musim hujan.
2.
Dilakukan pada pagi hari antara pukul
07.00-11.00
3.
Jika terjadi hujan pengambilan contoh daun
segera dihentikan.
4.
Jarak atau waktu pengambilan dilakukan minimal 2
bulan sebelum atau sesudah pemupukan.
D. Pembekalan Pengetahuan Tentang LSU
& Penentuan Pekerja
Pengambilan contoh daun (leaf
sampling unit – LSU) sangat penting peranannya dalam perkebunan kelapa sawit.
Ketepatan pengambilan sampel daun akan memberi dampak positif terhadap produksi
kelapa sawit. Pemahaman yang memadai tentang penentuan daun yang akan dijadikan
sampel sangat penting. Pembekalan pengatahuan yang memadai terhadap pelaksana
di lapangan akan memudahkan pekerjaan di lapangan.
Ketentuan-ketentuan penentuan
pelepah sampel yang diambil harus dipahami sebagai suatu pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian dan ketepatan, karena kesalahan penentuan daun akan
sangat mempengaruhi rekomandasi pemupukan. Untuk mengurangi kesalahan dalam
pengambilan daun dapat dilaksanakan setidaknya minimal oleh tiga orang pekerja,
dengan ketentuan orang pertama menentukan daun pertama dan menentukan daun/pelepah
dan orang kedua memotong pelepah setra orang ketiga bertugas memotong daun.
Jika terjadi kebingungan dapat dirundingkan oleh pelaksana dilapangan, sehingga
pekerjaan dapat dilakukan secara efisien.
Pada
kegiatan pengambilan contoh daun di PT. Bumi Pratama Khatulistiwa masih sering
dijumpai kesalahan yang dilakukan oleh para pekerja. Kesalahan-kesalahan yang
timbul lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia yang melakukan pekerjaan
ini. Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya kesalahan seperti yang telah
dipaparkan diatas, maka langkah-langkah penanggulangannya adalah dengan melakukan
seleksi pekerja, sosialisasi dan pengawasan kepada pekerja pengambilan contoh
daun.
1.
Seleksi pekerja
Kualitas
tenaga kerja akan sangat mempengaruhi kualitas hasil pekerjaan yang
dilakukannya. Oleh sebab itu, pemilihan tenaga kerja yang berkualitas baik
dalam pengambilan contoh daun adalah penting, karena hasil dari pengambilan
contoh daun akan sangat berpengaruh pada jenis pupuk dan dosis pupuk yang akan
diberikan kepada tanaman nantinya. Pemakaian tenaga kerja pengambilan contoh
daun ini sebaiknya menggunakan tenaga kerja yang sama setiap tahunya. Adapun
kriteria yang dapat dijadikan sebagai dasar pemilihan tanaga kerja pengambilan
contoh daun, yaitu :
a). Jujur,
disiplin, serta bertanggung jawab.
b). Memiliki ketelitian dan kesabaran
c).Mampu membaca, menulis dan menghitung dengan baik
dan benar.
d). Memiliki kondisi fisik yang
sehat dan kuat.
2.
Sosialisasi Teknik Pengambilan Contoh Daun
Sosialisasi
merupakan pekerjaan memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang prosedur
pengambilan contoh daun kepada pekerja di lapangan. Sosialisasi ini dilakukan
secara terus-menerus setiap kali akan ada periode pekerjaan pengambilan contoh
daun. Hal-hal penting yang harus dipahami oleh pekerja sebelum melakukan
pengambilan contoh daun meliputi penentuan pohon contoh, penentuan pelepah
contoh dan penentuan daun contoh.
Pemahaman
tentang pentingnya peranan contoh daun dalam perkebunan kelapa sawit akan
mendorong pelaksana dilapangan melakukannya dengan teliti dan sesuai ketentuan
(kaidah), sehingga kekeliruan dapat diminimalisasi untuk meningkatkan efisiensi
dan ketepatan rekomendasi pemupukan.
E. Penanganan
Sampel Daun Setelah Diambil dari Pokok
Pemahaman berikutnya yang sangat
penting demi tercapainya tujuan pengambilan sampel daun adalah penanganan sampel
daun setelah diambil dari pokok. Penanganan tersebut meliputi pemotongan daun
agar seragam,pembersihan daun,kemudian pengeringan daun.
• Anak daun yang sudah terkumpul dalam
1 LSU dilanjutkan pembersihan dengan kapas dan aquadest.
• Kemudian dimasukkan kedalam amplop
dengan diberi kode ( nama kebun, nomor
daun, tahun tanam, tanggal pengambilan, nomor blok ).
• Pengeringan pada suhu 70-80o C
• Waktu dapat berkisar 12-24 jam
• Daun yang sudah dikeringkan
dimasukkan kedalam kantong sambil menunggu semua contoh daun siap dikeringkan.
• Siap semua contoh daun dikeringkan
akan dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisa.
Menurut
Von Uexkull (1991), kriteria kandungan unsur
hara dapat dirincikan seperti pada Tabel 7 dab Tabel 8
Tabel
7.Hasil analisis daun batas kritis konsentrasi nutrisi makro pada tanaman kelapa
sawit.
Batas Kritis Konsentrasi Nutrisi (Makro) pada Daun Kelapa Sawit
|
|||||
Umur Tanaman
|
Batas
|
Persentase (%)
|
|||
N
|
P
|
K
|
Mg
|
||
Tanaman Muda (dibawah 6 Thn)
|
Kekurangan
|
< 2.50
|
< 0.15
|
< 1.00
|
< 0.20
|
Optimal
|
2.0-2.90
|
0.1-0.19
|
1.10-1.30
|
0.30-0.45
|
|
Kelebihan
|
> 3.20
|
> 0.25
|
> 1.80
|
> 0.70
|
|
Tanaman Tua (diatas 6 Thn)
|
Kekurangan
|
< 2.30
|
< 0.14
|
< 1.80
|
< 0.20
|
Optimal
|
2.40-2.80
|
0.15-0.18
|
0.90-1.20
|
0.25-0.40
|
|
Kelebihan
|
> 3.00
|
> 0.60
|
> 1.60
|
> 0.70
|
Tabel
8.Hasil analisis daun batas kritis konsentrasi nutrisi mikro pada tanaman
kelapa sawit.
Batas Kritis Konsentrasi Nutirisi (Mikro) Tanaman Kelapa Sawit
|
||||||
Umur
Tanaman
|
Batas
|
Persentase
(%)
|
ppm
|
|||
Ca
|
S
|
Cl
|
B
|
Cu
|
||
<
6 Tahun
|
Kekurangan
|
< 0.30
|
< 0.20
|
< 0.25
|
< 8
|
< 3
|
Optimal
|
0.50-0.70
|
0.25-0.40
|
0.50-0.70
|
15-25
|
15-20
|
|
Kelebihan
|
> 1.00
|
>0.60
|
> 1.00
|
> 35
|
> 15
|
|
>
6 Tahun
|
Kekurangan
|
< 0.25
|
< 0.20
|
< 0.25
|
< 8
|
< 3
|
Optimal
|
0.50-0.70
|
0.25-0.35
|
0.50-0.70
|
15-25
|
5-8.5
|
|
Kelebihan
|
> 1.00
|
>0.60
|
> 1.00
|
> 40
|
> 15
|
8 komentar:
terima kasih :)
Thnks pak seto
Mantap sekali informasinya,trimakasi pak
Mantap sekali informasinya,trimakasi pak
Mantap sekali informasinya,trimakasi pak
Ada referensi ssu nya juga gak?
Dari mana sumbernya aku bingung mau nulis daftar pustakanya
mantap
Posting Komentar