Sabtu, 12 Juli 2014

PROSEDUR PENGAMBILAN LEAF SAMPLING UNIT (LSU) SEBAGAI REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

BAB IV
PEMBAHASAN
A.  Leaf Sampling Unit
Tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur hara untuk produksi yang optimal. Apabila tanaman  mengalami kahat hara, maka tanaman akan mengalami pertumbuh dengan tidak sehat, mudah diserang penyakit, serta produksi cenderung menurun. Kondisi tanaman seperti ini akan merugikan bagi pihak perkebunan. Mengingat bahwa dalam usaha perkebunan kelapa sawit, biaya pemupukan adalah 60 % (Hakim,2007) dari biaya pemeliharaan.
Pemupukan tanaman dilaksanakan untuk memenuhi unsur hara pada tanaman. Untuk menentukan jenis pupuk yang akan diberikan pada tanaman kelapa sawit baik masih dalam tanaman belum menghasilkan maupun tanaman menghasilkan, maka dilakukan penelitian seperti analisa daun, analisa tanah dengan memperhatikan kondisi alam. Dengan analisis daun dan analisis tanah yang tepat dan efisien,yang bertujuan untuk memperoleh jenis dan dosis pupuk yang tepat, cara aplikasi dan frekuensi Pempukan berdasarkan analisis tanah dan daun dalam peningkatan produksi tanaman kelapa sawit.
Leaf sampling Unit (LSU) merupakan kegiatan pengambilan contoh-contoh daun dari setiap blok di lahan untuk keperluan analisis daun di laboratorium, ditujukan untuk merekomendasikan pemberian pupuk pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Analisis daun dilakukan untuk mengetahui banyaknya unsur hara yang dibutuhkan pokok kelapa sawit. Adapun tujuan dari pelaksanaan pengambilan sampel daun ini adalah :
a)      Dapat mengidentifikasi pelepah pertama (1), tiga (3), sembilan (9), dan ke tujuh belas (17).
b)      Dapat menilai kondisi lahan secara visual ( gejala-gejala defisiensi hara pada tanaman, kondisi tandan, dan kondisi lahan ).
c)      Dapat membuat sampel kering untuk dianalisa di laboratorium.

Dalam pengabilan sampel ini alat-alat yang dibutuhkan adalah sebagsi berikut:
1.    Area Statement
2.    Peta
3.    Field Observation Card
4.    Alat Tulis
5.    Eggrek dan Pengait
6.    Kantung Plastik
7.    Kartu Label
8.    Gunting
9.    Parang
10.     Aquadest
11.     Oven
12.     Kapas
Dalam pembuatan rekomendasi pemupukan, hasil analisis kandungan unsur hara di daun merupakan salah satu pertimbangan yang sangat menentukan. Faktor yang mempengaruhi keakuratan analisis kandungan hara daun di laboratorium sangat ditentukan oleh proses pengambilannya di lapangan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam proses pengambilan sampel daun di lapangan antara lain :
1. Jenis tanah
Jenis tanah yang berbeda harus dipisahkan dalam penentuan kesatuan contoh daun (LSU=leaf sampling unit). Karena kandungan hara untuk jenis tanah yang berbeda maka dalam perekomendasian pupuk jaga akan berbeda, jika tidak dipisahkan, akan memberikan interpretasi yang keliru oleh rekomendator apabila digabungkan.
2. Umur tanaman
Umur tanaman yang berbeda, seharusnya dalam proses penentuan LSUnya juga harus dipisah. Karena umur tanaman yang berbeda, akan memiliki kandungan (kriteria) status unsur hara daun yang berbeda pula.
3. Topografi
Antara topografi yang datar dan bergelombang harus dipisahkan dalam penentuan LSU. Hal ini untuk memberikan suatu gambaran status hara yang ada di lapangan yang lebih akurat. Sehingga rekomendator dapat menentukan rekomendasi pupuk yang lebih akurat.

4. Luasan
Pada umumnya, luas yang kesatuan contoh daun adalah 1 blok minimal (16 Ha), yang merupakan satu kesatuan terkecil dalam rekomendasi pemupukan atau dapat digabung dari beberapa blok.
5. Kultur teknis
Penentuan LSU juga harus memperhatikan kultur teknis. Untuk pola tanam yang berbeda, maka sampel daunnya juga harus dibedakan.
6. P & D
Menyangkut tentang pengendalian hama atau penyakit yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
B.  Cara Penentuan Pokok Contoh & Daun Contoh
LSU bisa merupakan gabungan dari beberapa blok sesuai dengan kesamaan. Diambil satu blok sebagai blok contoh, dengan syarat yang mewakili. Bisa juga merupakan gabungan dari beberapa blok untuk memenuhi luasan minimal 16 Ha. Dalam pengambilan sampel daun (LSU) terlebih dahulu kita harus mengetahui Ha Statement / data pengambilan sampel daun ini untuk memudahkan dalam pengambilan contoh daun. Ha statement merupakan data wilayah atau area yang akan dilakukan pengambilan sampel daun.
Di PT. Bumi Pratama Khatulistiwa untuk satu LSU diperlukan ± 40 pohon contoh. Sistem pembagian / pengambilannya menggunakan sistem ancak tersebar merata. Misalkan pada blok 13 merupakan blok besar yang terbagi menjadi 5 subblok kecil yaitu 13A, 13B, 13C, 13D, dan 13E dengan kata lain setiap satu subblok kecih harus di ambil 8 pohon contoh daun .
Setelah mengetahui lokasi yang akan diambil contoh daunnya, masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan demi kelancaran pengambilan sampel daun diantaranya kelengkapan alat seperti eggrek, pengait,gunting, plastik (tempat sampel yang telah diambil), kartu pengamatan (digunakan untuk mengamati kondisi lahan maupun tanaman), dan alat tulis.
Pokok yang dipakai sebagai pokok contoh haruslah memenuhi beberapa ketentuan seperti berikut :
         Bukan merupakan pokok sisipan
         Tumbuh normal
         Tidak terletak berbatasan dengan jalan atau parit / sungai
         Tidak berdampingan dengan pohon sisipan dan
         Tidak terserang hama dan atau penyakit
Pada pokok contoh yang ditetapkan, ditentukan daun contoh yang akan diambil. Daun contoh yang akan diambil adalah daun no 17 (TM) untuk tanaman menghasilkan dan daun no 9 untuk tanaman belum menghasilkan (TBM). Untuk tanah gambut, yang mana tanah ini belum terdekompisisi dengan sempurna maka dilakukan juga pengambilan sampel daun no 3 diambil untuk menganalisa kekurangan unsur hara mikro pada tanaman kelapa sawit dan berlaku untuk tanaman menghasilkan maupun tanaman belum menghasilkan, jadi dalam 1 pohon diambil 2 sampel yaitu daun no 3 dan no 17 untuk tanaman menghasilkan serta daun no 3 dan daun no 9 untuk tanaman belum menghasilkan. Daun ke-3 berada diantara daun ke-1 dan daun ke-6 sesuai dengan spiral dari tanaman kelapa sawit. Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8, lingkaran atau spiralnya ada yang berputar ke kiri (Left Handed) dan kekanan tetapi kebanyakan putar ke kanan (Right Handed) . Pengenalan ini penting diketahui agar kita dapat mengetahui letak daun ke-3,  ke-9, dan ke-17.  Daun yang ke-9  berada pada sumbu yang sama dengan daun no.1 agak ke kanan pada spiral pelepah kiri dan agak ke kiri pada spiral kanan. Daun no. 1 adalah daun yang paling muda dan telah  terbuka sempurna.
Cara pengambilan contoh daun
1.      Temukan nomor daun yang akan diambil.
2.      Potong pelepahnya ( bila masih dapat dijangkau pelepah tidak perlu dipotong cukup dikait saja).
3.      Ambil 4 anak daun dari titik ujung yang datar pada posisi tengah pelepah yang biasanya ditandai dengan adanya duri (ekor kadal), jumlah anak daun yang diambil pada posisi tersebut adalah 2 kiri dan 2 kanan.
4.      Buang atau potong 1/3 bagian pangkal dan ujung anak daun, dan yang dipakai adalah 1/3 bagian tengah ± 20 cm.
5.      Kemudian dibelah dengan membuang lidinya dan posisi helai anak daun di kiri diletakkan di kiri dan yang kanan di kanan sehingga dari masing-masing LSU akan diperoleh 2 kumpulan contoh daun yang sama jumlah dan pembagiannya.
6.      Masukkan kedalam kantong atau amplop yang telah disediakan dan diberi kode (nomor daun, tahun tanam, nomor blok, serta tanggal pengambilan contoh daun).
7.      Lakukan kembali seperti tahap awal pada pohon contoh selanjutnya hingga seluruh pohon contoh. Jumlah anak daun yang terkumpul sekitar 160 lembar dari 40 pohon contoh.
8.      Selain pengambilan pohon contoh kita juga harus mengamati keadaan tanaman dan lahan sebagai data tambahan tentang kondisi tanaman maupun lahan.

C.    Waktu Pengambilan Sampel Daun
Dalam pengerjaannya sampel daun tidak boleh sembarang dalam pengambilannya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel daun, diantaranya:
1.      Dilakukan pada akhir musim hujan.
2.      Dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00-11.00
3.      Jika terjadi hujan pengambilan contoh daun segera dihentikan.
4.      Jarak atau waktu pengambilan dilakukan minimal 2 bulan sebelum atau sesudah pemupukan.

D.  Pembekalan Pengetahuan Tentang LSU & Penentuan Pekerja
Pengambilan contoh daun (leaf sampling unit – LSU) sangat penting peranannya dalam perkebunan kelapa sawit. Ketepatan pengambilan sampel daun akan memberi dampak positif terhadap produksi kelapa sawit. Pemahaman yang memadai tentang penentuan daun yang akan dijadikan sampel sangat penting. Pembekalan pengatahuan yang memadai terhadap pelaksana di lapangan akan memudahkan pekerjaan di lapangan.
Ketentuan-ketentuan penentuan pelepah sampel yang diambil harus dipahami sebagai suatu pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan ketepatan, karena kesalahan penentuan daun akan sangat mempengaruhi rekomandasi pemupukan. Untuk mengurangi kesalahan dalam pengambilan daun dapat dilaksanakan setidaknya minimal oleh tiga orang pekerja, dengan ketentuan orang pertama menentukan daun pertama dan menentukan daun/pelepah dan orang kedua memotong pelepah setra orang ketiga bertugas memotong daun. Jika terjadi kebingungan dapat dirundingkan oleh pelaksana dilapangan, sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efisien.
Pada kegiatan pengambilan contoh daun di PT. Bumi Pratama Khatulistiwa masih sering dijumpai kesalahan yang dilakukan oleh para pekerja. Kesalahan-kesalahan yang timbul lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia yang melakukan pekerjaan ini. Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya kesalahan seperti yang telah dipaparkan diatas, maka langkah-langkah penanggulangannya adalah dengan melakukan seleksi pekerja, sosialisasi dan pengawasan kepada pekerja pengambilan contoh daun.
1. Seleksi pekerja
Kualitas tenaga kerja akan sangat mempengaruhi kualitas hasil pekerjaan yang dilakukannya. Oleh sebab itu, pemilihan tenaga kerja yang berkualitas baik dalam pengambilan contoh daun adalah penting, karena hasil dari pengambilan contoh daun akan sangat berpengaruh pada jenis pupuk dan dosis pupuk yang akan diberikan kepada tanaman nantinya. Pemakaian tenaga kerja pengambilan contoh daun ini sebaiknya menggunakan tenaga kerja yang sama setiap tahunya. Adapun kriteria yang dapat dijadikan sebagai dasar pemilihan tanaga kerja pengambilan contoh daun, yaitu :
a). Jujur, disiplin, serta bertanggung jawab.
b). Memiliki ketelitian dan kesabaran
c).Mampu membaca, menulis dan menghitung dengan baik dan benar.
d). Memiliki kondisi fisik yang sehat dan kuat.
2. Sosialisasi Teknik Pengambilan Contoh Daun
Sosialisasi merupakan pekerjaan memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang prosedur pengambilan contoh daun kepada pekerja di lapangan. Sosialisasi ini dilakukan secara terus-menerus setiap kali akan ada periode pekerjaan pengambilan contoh daun. Hal-hal penting yang harus dipahami oleh pekerja sebelum melakukan pengambilan contoh daun meliputi penentuan pohon contoh, penentuan pelepah contoh dan penentuan daun contoh.
Pemahaman tentang pentingnya peranan contoh daun dalam perkebunan kelapa sawit akan mendorong pelaksana dilapangan melakukannya dengan teliti dan sesuai ketentuan (kaidah), sehingga kekeliruan dapat diminimalisasi untuk meningkatkan efisiensi dan ketepatan rekomendasi pemupukan.
E.     Penanganan Sampel Daun Setelah Diambil dari Pokok
Pemahaman berikutnya yang sangat penting demi tercapainya tujuan pengambilan sampel daun adalah penanganan sampel daun setelah diambil dari pokok. Penanganan tersebut meliputi pemotongan daun agar seragam,pembersihan daun,kemudian pengeringan daun.
       Anak daun yang sudah terkumpul dalam 1 LSU dilanjutkan pembersihan dengan kapas dan aquadest.
       Kemudian dimasukkan kedalam amplop dengan diberi kode (  nama kebun, nomor daun, tahun tanam, tanggal pengambilan, nomor blok ).
       Pengeringan pada suhu 70-80o C
       Waktu dapat berkisar 12-24 jam
       Daun yang sudah dikeringkan dimasukkan kedalam kantong sambil menunggu semua contoh daun siap dikeringkan.
       Siap semua contoh daun dikeringkan akan dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisa.
Menurut Von Uexkull (1991), kriteria kandungan unsur  hara dapat dirincikan seperti pada Tabel 7 dab Tabel 8
Tabel 7.Hasil analisis daun batas kritis konsentrasi nutrisi makro pada tanaman kelapa sawit.
Batas Kritis Konsentrasi Nutrisi (Makro) pada Daun Kelapa Sawit
Umur Tanaman
Batas
Persentase (%)
N
P
K
Mg
Tanaman Muda (dibawah 6 Thn)
Kekurangan
< 2.50
< 0.15
< 1.00
< 0.20
Optimal
2.0-2.90
0.1-0.19
1.10-1.30
0.30-0.45
Kelebihan
> 3.20
> 0.25
> 1.80
> 0.70
Tanaman Tua (diatas 6 Thn)
Kekurangan
< 2.30
< 0.14
< 1.80
< 0.20
Optimal
2.40-2.80
0.15-0.18
0.90-1.20
0.25-0.40
Kelebihan
> 3.00
> 0.60
> 1.60
> 0.70


Tabel 8.Hasil analisis daun batas kritis konsentrasi nutrisi mikro pada tanaman kelapa sawit.

Batas Kritis Konsentrasi Nutirisi (Mikro) Tanaman Kelapa Sawit
Umur Tanaman
Batas  
Persentase (%)
ppm
Ca
S
Cl
B
Cu
< 6 Tahun
Kekurangan
< 0.30
< 0.20
< 0.25
< 8
< 3
Optimal
0.50-0.70
0.25-0.40
0.50-0.70
15-25
15-20
Kelebihan
> 1.00
>0.60
> 1.00
> 35
> 15
> 6 Tahun
Kekurangan
< 0.25
< 0.20
< 0.25
< 8
< 3
Optimal
0.50-0.70
0.25-0.35
0.50-0.70
15-25
5-8.5
Kelebihan
> 1.00
>0.60
> 1.00
> 40
> 15





8 komentar:

Anonim mengatakan...

terima kasih :)

Geos mengatakan...

Thnks pak seto

Mas GalGal mengatakan...

Mantap sekali informasinya,trimakasi pak

Mas GalGal mengatakan...

Mantap sekali informasinya,trimakasi pak

Mas GalGal mengatakan...

Mantap sekali informasinya,trimakasi pak

alineapuisi-mschan-absyi mengatakan...

Ada referensi ssu nya juga gak?

Cm and of clan mengatakan...

Dari mana sumbernya aku bingung mau nulis daftar pustakanya

Unknown mengatakan...

mantap